Tarif parkir Purworejo: sedekah paksa yang mengakar.
Di tepi jalan Purworejo, roda-roda berhenti bukan hanya karena kebutuhan, tetapi juga karena tangan-tangan yang meminta lebih dari yang ditetapkan. Seribu rupiah, begitu kata Perda, adalah ongkos untuk menitipkan sepeda motor di pundak trotoar. Tapi, di banyak sudut kota ini, dua ribu rupiah menjadi “sedekah paksa” yang mengalir tanpa karcis, tanpa restu undang-undang, hanya disokong oleh kebiasaan yang terlanjur mengakar. Ini bukan soal pelit atau murah hati, teman. Ini soal amanah yang terparkir di sudut hati kita, soal keadilan yang terselip di antara deru mesin kendaraan.. Warung-warung kecil di Purworejo merintih. Bukan karena kopi mereka tak harum, bukan karena sambal mereka tak cukup pedas, tetapi karena tarif parkir yang “mencuri” seribu rupiah ekstra itu ibarat kerikil kecil yang mengganjal laju usaha mikro. UMKM, yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat mulai goyah. Ada warung makan yang tutup, ada pedagang kaki lima yang kehilangan pembeli, hanya karena biaya parkir membu...